Pages

Kamis, 03 Juli 2014

TUGAS ETIKA PROFESI

1.    Apa sebenarnya kepakaran dari seorang sarjana teknik industri?
Seorang sarjana teknik umumnya mampu mengoptimalkan segala pekerjaan, contohnya dalam masalah proses produksi, yang mana bagi seorang sarjana teknik mampu meningkatkan produktivitas dari produk yang akan dihasilkan, mengefisiensikan proses produksi. Adapun kepakaran lain bagi seorang sarjana teknik industri yaitu diharapkan mampu membuka atau membangun lapangan kerja sendiri, karena seorang sarjana teknik industri mampu mengatur waktu dengan baik, serta mampu membuat rancangan sistem kerja yang sesuai yang ada di pabrik.
  Tuliskan karakter-karakter tidak ber-Etika menurut kalian dalam kehidupan sehari-hari (beri 5 contoh dan analisa)?
Sombong
Contohnya seorang tetangga yang tidak menghargai tetangganya sendiri, seperti tidak menghormati, menyap, dan lain sebagainya. Hal ini tentu sangat tidak beretika karena sebagai seorang yang bertetangga tentu harus saling hormat menghormati satu dengan yang lainnya.
Egois
Contohnya orang yang selalu mementingkan dirinya sendiri se[erti tidak berbagi makanan dengan orang lain tanpa memikirkan orang yang disebelahnya. Tentu sikap egois ini sangat buruk karena orang yang egois tetntunya selalu ingin menang sendiri tanpa menghiraukan orang-orang sekitarnya
Mencaci
Contohnya yaitu mengejek temannya yang mungkin statusnya lebih rendah darinya seperti miskin, jelek, dan lain sebagainya.
Memfitnah
Hal memfitnah ini sangat buruk dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam agama islam karena dalam memfitnah kita telah menyakiti orang yang belum tentu benar kesalahannya
Iri hati
Iri hati ini contohnya selalu menginginkan hal-hal yang diluar kemampuan kita ketika kita melihat ada orang yang lebih baik dari kita. Seperti dalam pamer harta dan lain sebagainya
 3   Tulisakn aktivitas tidak ber-Etika professional dalam bekerja (beri 5 contoh dan analisa)?
     Seorang penjabat pemerintahan yang melakukan tindakan korupsi, atau memperkaya dirinya sendiri dengan uang rakyat.
      Seorang pedagang yang menjual barang 3 kali lebih mahal dari harga pasaran
      Seorang guru yang menganiaya muridnya karena hanya tidak dapat menjawab pertanyaan gurunya
      Seorang pengacara yang membela orang yang bersalah di pengadilan
      Seorang karyawan yang mencuri aset perusahaan karena upah yang diberikan kurang mencukupi 

Kamis, 05 Desember 2013

Uang Terus Mengalir Dari Si Boneka Lucu

Boneka menjadi salah satu mainan favorit anak-anak hingga orang dewasa. Tingginya minat masyarakat terhadap boneka membuka peluang bisnis karena pasar yang besar baik di pasar domestik maupun mancanegara.
Pengelola PT Panen Pasifik Pinaremas, salah satu Produsen Boneka di Indonesia, Asep mengungkapkan, pihaknya mampu mengeskpor ratusan hingga ribuan boneka ke pasar luar negeri.
"Mayoritas produksi boneka kami diekspor ke negara-negara Eropa, seperti Italia dan Inggris. Sebab boneka yang kami jual juga eksklusif seperti karakter Hello Kitty, Shaun The Sheep, Barney, Tiger dan Disney," kata dia ketika dihubungi Liputan6.com.

Menurutnya, eksklusifitas produknya dapat terlihat lantaran boneka-boneka tersebut merupakan barang original karena memiliki izin lisensi dari pemegang merek. Proses memperoleh izin sendiri bisa berlangsung kurang lebih selama 6 bulan.
Meski sebagian besar dikirim ke luar negeri, Asep mengaku tak terkena dampak dari gejolak krisis yang melanda negara-negara di kawasan Eropa. "Tidak kena imbas dari pelemahan ekonomi global. Bahkan kami sudah menjajaki kerja sama penjualan dengan negara lain, yakni Jepang karena kami bisa memproduksi boneka mengikuti tren karakter kartun yang tengah booming atau dikenal di kalangan anak-anak," jelasnya.
Permintaan boneka Panen Pasifik, tambah dia, juga datang dari sejumlah perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Garuda Indonesia Tbk dan telah masuk ke pusat-pusat perbelanjaan maupun ritel, diantaranya Gramedia, Toys Kingdom dan sebagainya.
"Harga boneka produksi kami berkisar dari Rp 50 ribu sampai Rp 1,9 juta rupiah per pieces. Sedangkan boneka kecil untuk pasar domestik dibanderol seharga Rp 20 ribu-Rp 25 ribu per pieces," ucapnya.
Dia mengakui, penjualan bakal terdongkrak naik apabila film kartun yang menjadi ide dari bentuk boneka tersebut sering diputar di televisi atau sedang tenar. "Penjualan bisa mencapai ribuan boneka per hari," tutur dia.
Asep mengatakan, boneka yang sudah melanglang buana tersebut diproduksi di Sukabumi, Jawa Barat hingga mencapai ribuan pieces setiap harinya.
"Setiap hari produksi sebesar 10 ribu-15 ribu pieces per hari. Itu adalah produksi untuk memenuhi permintaan ekspor, sedangkan kalau pasar lokal, kami tidak produksi setiap hari karena penjualannya cuma di atas 100 pieces per hari," paparnya.
Dia berharap, masyarakat saat ini lebih pandai dalam memilih mainan untuk buah hati yang memenuhi standarisasi nasional. "Kalau produk kami itu tidak menimbulkan alergi, bonekanya bisa dicuci, aman bagi anak karena tidak mengandung bahan kimia," tutup Asep mengakhiri perbincangan.



Rabu, 04 Desember 2013

Wirausaha yang Berhasil dan Sukses dari Bisnis Bakso Raket

Peluang usaha memang sudah umum dilakukan oleh banyak orang dan hampir di setiap tempat kita bisa temukan warung bakso. Namun jika mencari contoh wirausaha bakso yang berhasil dan sukses dan omsetnya puluhan juta, tentu tidak mudah ditemukan. “Bakso raket” begitulah orang menyebutnya. Bakso raket merupakan salah satu usaha bakso yang telah sukses membangun bisnis kuliner hingga beromset ratusan juta.

Contoh wirausaha ini adalah Afiani Puspitasari, wanita muda pemilik usaha bakso raket yang memulai bisnis bakso dilandasi keinginan untuk mempunyai sebuah usaha kuliner. Meskipun ia tak punya latar belakang boga dan minim pengalaman dalam bisnis kuliner ia pun memulai usaha bakso ini. Bakso dipilih sebagai usahanya karena justru sudah banyak orang yang melakoni usaha tersebut. Tetapi Afiani mencoba memodifikasi bakso yang sudah umum dipasarkan.
Hasil eksperimennya menghasilkan bakso yang tidak berbentuk bulat seperti bakso umumnya, namun berbentuk gepeng tak beraturan. Dari bentuknya tersebut sang ibu nyeletuk nama bakso raket. Dari situlah akhirnya ia menamakan bakso raket sebagai nama produknya. Awalnya produk baksonya ini disukai oleh anggota keluarganya dan ia pun semakin yakin untuk membuka usaha bakso.
Contoh wirausaha ini, modal usaha awalnya hanya Rp 500.000 saja ia mulai menjalankan usaha bakso. Modal tersebut dipergunakan membeli bahan baku membuat bakso. Afiani pun membuka warung bakso raket di gerai sparepart yang dikelola ayahnya di Rambutan Jak-Tim. Dalam menjalankan usahanya Afiani gencar melakukan promosi, salah satunya dengan membagikan voucher gratis makan bakso di warungnya.
Voucher itu dibagikan di kantor dekat rumahnya. Respon pengunjung saat itu cukup bagus dan terkesan dengan bentuk bakso yang aneh. Pada bulan pertama omset usaha bakso mencapai Rp1.3 juta rupiah. Meski demikian, perjalanan dari Contoh wirausaha bakso Afiani tidaklah berjalan mulus, di tahun 2010 tidak hanya usaha bakso yang surut namun juga usaha sparepart ayahnya. Ia berusaha keras agar usaha baksonya tetap bisa eksis.
Banyak yang berkata “Sarjana UI kok menjadi tukang bakso” mengingat statusnya yang lulusan UI. Perubahan pun dilakukan, bekas tempat usaha spare part ayahnya dirombak dan direhab total. Dengan modal Rp 4 juta hasil pinjaman dari saudara. Dengan perombakan ini ternyata punya hasil yang bagus, omsetnya meningkat menjadi Rp 1.5 juta sehari.
Bagi Afiani kunci keberhasilan Contoh wirausaha bakso ini terletak pada kebersihan, pelayanan, serta brand yang lebih terlihat & menarik perhatian. Selain itu Afiani juga memiliki varian produk bakso yang beragam misalnya Bakso Raket Panggang madu, Bakso Raket Panggang keju, Mie Ayam Bakso Raket Panggang keju dll.
Di Tahun 2011 usaha bakso raket Afiani pindah ke PGC (Pusat Grosir Cililitan), meski demikian usahanya tetap dicari pelanggan. Meski di awal-awal bulan omsetnya menurun namun di bulan-bulan berikutnya meningkat kembali. Selain pindah lokasi Bakso Raket membuka cabang di Jl. Raya Tanjung Barat. Dengan penambahan cabang ini maka omsetnya pun semakin bertambah. Kini Afiani bisa memperoleh omset lebih dari 100 juta perbulan.


Rabu, 06 November 2013

Pedagang Kaki Lima

Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah sebuah profesi yang terjadi akibat semakin sempitnya lapangan pekerjaan di sektor formal sehingga sebagian masyarakat beralih ke sektor informal demi kelangsungan hidupnya.  Menurut McGee dan Yeung (1977:25), PKL mempunyai pengertian yang sama dengan ”hawkers”, yang didefinisikan sebagai orang-orang yang menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk kepentingan umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar. 


Sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan aktivitas ekonomi berskala kecil dan sering mengalami banyak kesulitan untuk menjalin hubungan secara resmi. Sektor informal yang dimaksud di sini adalah suatu kegiatan berskala kecil yang bertujuan untuk mendapatkan kesempatan kerja. Elemen yang umumnya termasuk dalam sektor ini adalah yang berpendidikan kurang, ketrampilan kurang dan umumnya para pendatang. Pengertian tersebut sebagai gambaran tentang sektor informal. Hal ini tergantung dari sudut pandang operasional maupun penelitian (Manning-Tadjuddin, 1996:90-91). 

Faktor-faktor penyebab adanya Pedagang Kaki Lima 
Fenomena menjamurnya Pedagang Kaki Lima terutama dikota-kota besar terjadi karena :
1.     Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia berdampak pada banyak perusahaan tidak beroperasi lagi seperti sedia kala oleh karena ketidakmampuan perusahaan menutupi biaya operasionalnya sehingga timbul kebijakan pemutusan hubungan kerja (PHK). Hal ini juga memberi kontribusi terhadap peningkatan jumlah pengangguran yang umumnya bermukim di wilayah perkotaan. Demi mempertahankan hidup, orang-orang yang tidak tertampung dalam sektor formal maupun yang terkena dampak PHK tersebut kemudian masuk ke dalam sektor salah satunya adalah menjadi pedagang Kaki Lima . 
2.   Perencanaan ruang tata kota yang hanya terfokus pada ruang-ruang formal saja yang menampung kegiatan formal. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan ruang-ruang fomal kota tersebut mendorong munculnya kegiatan informal kota salah satunya di sektor perdagangan, yaitu Pedagang Kaki Lima (PKL) sebagai kegiatan pendukung (activity support). 
3.   Pertumbuhan penduduk kota yang sangat cepat di Indonesia lebih banyak disebabkan adanya arus urbanisasi dan pembengkakan kota. Keadaan semacam ini menyebabkan kebutuhan lapangan kerja di perkotaan semakin tinggi. Seiring dengan hal tersebut, ternyata sektor formal tidak mampu menyerap seluruh pertambahan angkatan kerja. Akibatnya terjadi kelebihan tenaga kerja yang tidak tertampung, mengalir dan mempercepat tumbuhnya sektor informal. Salah satu bentuk perdagangan informal yang penting adalah Pedagang Kaki Lima 

Senin, 28 Oktober 2013

KEWIRAUSAHAAN


A.    Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, Wirausaha dari segi etimologi adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan oprasinya serta memasarkannya.

B.     Usaha Kecil
Usaha kecil menurut surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 mei 1993 perihal Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki total aset maksimum Rp 600.000.000 (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha dan koperasi.
Sedangkan menurut UU No. 9/1995 tentang usaha kecil yang dimaksudkan dengan usaha kecil dalam memenuhi criteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang undang ini.
Secara umum sector usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.    System pembukuan relative sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan standar.
b.    Margin usaha yang cenderung tipis meningat persaingan yang sangat tinggi.
c.    Modal terbatas
d.   Pengalaman manajerial dalam mengelola usaha masih sngat terbatas.
e.    Skala ekonomi yang terlalu kecil, sehingga sulit mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.
f.     Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah, mengingat keterbatasan dalam system administrasinya. Untuk mendapatkan dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi standar dan harus transparan. Peran penting usaha kecil selain merupakan wahana utama dalam penyerapan tenaga kerja, juga sebagai pengerak roda ekonomi serta pelayanan masyarakat.
1.       Keunggulan Dan Kelemahan Usaha Kecil
Setiap usaha bisnis mengandung potensi benetif dan biaya. Bagi banyak orang, benefit yang penting adalah kepuasan pribadi yang diperoleh dari usaha mengoprasikan bisnis sendiri.
Di banding dengan usaha besar, usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keungulan komperatif, yaitu:
a.    Usaha kecil beroprasi menyebar di seluruh pelosok pelosok dengan berbagai ragam bidang usaha.
b.    Usaha kecil beroprasi dengn investasi modal untuk utuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah.
c.    Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat karya yang disebabkan penggunaan teknologi sederhana.
Sedangkan kelemahan usaha kecil adalah investasi awal dapat saja mengalami kerugian. Beberapa resiko di luar kendali dari wiraswastawan, seperti perubahan mode, pemerintah, persaingan, dan masalah tenaga kerja dapat menghambat bisnis. Beberapa bisnis juga cenderung menghasilkan pendapatan yang tidak teratur, pemilik mungkin tidak memperoleh profit.
2.      Model Usaha Kecil.
Bagi pengembangan usaha kecil, masalah modal merupakan kendala terbesar. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan usaha kecil untuk mendapatkan pembiayaan untuk modal dasar maupun untuk langkah-langkah pengembangan usahanya, yaitu : melalui kredit perbangkan, pinjaman lembaga keuangan bukan  bank, modal pentura, pinjaman dari dana penyisihan sebagai laba Badan Usaha Milik Negara  (BUMN), hibah, dan jenis-jenis pembiayaannya.
Sesuai dengan karakteristik usaha kecyaitu modal pentura. Modal pentur merupakan kegiatan yang dilakukan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan pasangan usaha dengan beberaa tujuan, antara lain untuk  pengembangan perusahaan yang pada tahap awal biasanya mengalami kesulitan modal, membantu perusahaan yang berada pada tahap pengembangan, dan membantu perusahaan yang berad pada tahap kemunduran usaha.
Keberadaan lembaga modal pentura sebenarnya telah dikenal relatif lama di Indonesia. Namun demikian, secara formal baru dikenal bersamaan dengan diluncurkannya paket kebijakan 20 Desember 1998 tentang  lembaga pembiayaan.
3.             Peluang Usaha Kecil Di Era Globalisasi
Perubahan-perubahan menyolok dalam tata ekonomi dunia dewasa ini ditandai bukan hanya oleh makin kaburnya batas-batas  antar Negara, tetapi juga oleh terjadinya peningkatan lalu lintas barang, jasa, modal, informasi dan juga manusia  dalam kecepatan ang yang semakin tinggi. salahsatu faktor pendorong  paling kuat adalah revolusi dibidang teknologi informasi dan telekomunikasi. Sedangkan faktor lain adalah unilateral  dan multilateral yang ditandai dengan proses deregulasi yang dilakukan secara konsisten.
Menurut Naisbitt, ketika dunia terpadu secara ekonomi, bagian komponen-komponennya menjadi lebih banyak, lebih kecil dan lebih penting. Secara sserentak ekonomi global berkembang, sementara ukurran bagian-bagiannya menyusut. Makin besar dan makin terbuka ekonomi dunia, akan makin besar  peran usaha kecil dan menengah.
Dilihat dari jenis-jenis produk baik dari hasil pertanian maupun produk dalam rangka MFA pada dasarnya merupakan barang-barang yang diproduksi oleh usaha kecil dan menengah. Oleh karena itu kecendrungan-kecendrungan yang terjadi dalam ekonomi global akan membuka peluang usaha bagi usaha kecil dn menengah. Hanya saja, dalam konteks perdagangan internasiaonal, usaha kecil dan menengah biasanya masih miskin pengalaman. Mereka pda umumnya belum mampu mempertahankan kualitas produk, memilki jaringan pemasaran tebatas, kesulitan menjaga  kesinambungan pengiriman, serta lemah dalam promosi.
Oleh karrena itu, berbagai peluang tersebut belum tentu mampu dimanfaatkan oleh usaha kecil. Apalagi kelonggaran pasar juga akan mengundang para pesaing dari sesama negara berkembang. Akibatnya ddapat diduga persaingan harga akan menjadi semakin ketat sama seperti persaingan non harga. Semua itu akhirnya menuntut efisiensi pada tingkat korporasi. Hanya perusahaan yang efisien dan produktif yang mampu memanfaatkan peluang tersebut.

Selasa, 02 Juli 2013

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA PERUMAHAN PESONA CITAYAM

Dosen: Ir. Asep Mohammad Noor, MT.,  

Disusun Oleh:

Nama / NPM         : 1. Ahmad Lutfi A.  / 30410397
                                  2. Dimas Sudiyanto / 32410910
                                  3. Khaerul Irfan      / 39410141
Kelas                       :  3ID02                                             




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013


BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Semakin pesatnya pertumbuhan suatu kota, yang pada umumnya diiringi dengan kebijakan pengembangan wilayah dari pemerintahan kota tersebut. salah satunya adalah pembangunan kawasan pemukiman bagi penduduk perkotaan. Ketersediaan jaringan infrastruktur yang telah ada, dukungan kondisi topografi kawasan, serta berbagai aspek pendukung lainnya, sangat mempengaruhi kebijakan penetapan peruntukan suatu kawasan sebagai kawasan pemukiman.
   Belakangan ini sering kita lihat banyaknya lahan hijau yang dibangun menjadi beberapa perumahan atau industri pabrik dan lain sebagainya. Lahan yang tentunya telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi perumahan, baik perumahan kelas menengah atau perumahan elit. Adanya pembangunan suatu perumahan tersebut sedikit atau banyak akan memberikan pengaruh baik positif maupun negatif akan memeberikan pengaruh kepada lingkungan sekitarnya khususnya lingkungan alami dari wilayah tersebut. Keadaan tersebut selain adanya aktivitas dari warga perumahan, juga karena adanya pembuangan dari kawasan tersebut, seperti: limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah cagar alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan perumahan.
Sebagai suatu kawasan hunian atau pemukiman, kawasan perumahan memiliki hubungan keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Perumahan merupakan suatu wilayah hunian yang dapat berkembang seiring dengan dinamika para penghuninya. Perumahan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya melalui berbagai aktifitas pembangunan/pengembangan kawasan itu sendiri ataupun melalui aktifitas warganya. Perkembangan wilayah perumahan akan sangat bergantung pada daya dukung lahan dari kawasan perumahan itu sendiri yang memiliki batas-batas tertentu. Dimana bila batas itu terlampaui, dapat berakibat menurunnya daya dukung kawasan tersebut, dan dalam periode tertentu dapat berakibat pada rusaknya lingkungan tersebut. kerusakan suaut lingkungan tidak hanya berdampak pada kawasan dimana lingkungan tersebut berada, namun dapat menyebar ke daerah yang lebih luas. Harapannya dengan adanya AMDAL ini dampak lingkungan yang disebabkna oleh pembangunan perumahan maupun industri lain dapat diminimalisir sehingga dapat menjaga kelestarian alam di daerah tersebut maupun sekitarnya.

1.2         Perumusan Masalah
Perumusan masalah digunakan untuk merumuskan masalah-masalah yang ada terhadap pembangunan perumahan di daerah Citayam, adapun perumusan masalah tersebut yaitu: bagaimana dampak yang disebabkan oleh kawasan perumahan Pesona Citayam dengan kelestarian wilayah sekitarnya serta merumuskan kebijakan dan starategi penanganan perumahan Pesona Citayam dengan dampak yang ditimbulkan. Bagaimana solusi atau kebijakan dalam pengembangan atau pembangunan kawasan perumahan Pesona Citayam dan strategi penanganan perumahan Pesona Citayam dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan perumahan tersebut. Bagaimana dampak dari lingkungan perumahan Pesona Citayam yang terjadi terhadap komponen-komponen hidup.

1.3         Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dibuat guna dapat mengetahui hal-hal apa saja yang akan dicapai. Agar hasil yang diperoleh dari penulisan ini dapat tercapai sesuai tujuan penulis. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui dampak yang disebabkan oleh kawasan perumahan Pesona Citayam dengan kelestarian wilayah sekitarnya.
2.    Mengetahui solusi atau kebijakan dalam pengembangan atau pembangunan kawasan perumahan Pesona Citayam dan strategi penanganannya dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan perumahan tersebut.
3.    Mengetahui banyaknya komponen hidup yang terkena dampak dari berdirinya perumahan Pesona Citayam.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1         Lahan Terbuka
Lahan terbuka hijau adalah daerah terbuka dalam suatu kota yang lebih menekankan pada fungsi lansekapnya. Lahan terbuka hijau diperlukan dalam sebuah struktur tata ruang sebuah kota. Pada sebuah kota idealnya memiliki 20% lahan terbuka hijau dari luas kota tersebut. Dalam kondisi saat ini banyak lahan terbuka yang dialihfungsikan. Menurut Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Dinas Pertamanan mengklasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut :
1.    Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.
2.    Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi utama sebagai hutan raya.
3.    Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.
4.    Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.
5.    Kawasan Hijau Pemakaman.
6.    Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.
7.    Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.
8.    Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.
Sementara itu, klasifikasi RTH (ruang terbuka hijau) menurut Instruksi mendagri No.14 tahun 1988, yaitu: taman kota, lapangan O.R, kawasan hutan kota, jalur hijau kota, perkuburan, pekarangan, dan RTH produktif. Bentuk RTH yang memiliki fungsi paling penting bagi perkotaan saat ini adalah kawasan hijau taman kota dan kawasan hijau lapangan olah raga. Taman kota dibutuhkan karena memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan lapangan olah raga hijau memiliki fungsi sebagai sarana untuk menciptakan kesehatan masyarakat selain itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya.Ketersediaan ruang terbuka kota sangat penting dalam perencanaan kota.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota, ketersediaan lahan untuk permukiman masyarakat semakin sempit, sehingga penyediaan ruang terbuka dalam suatu lingkungan terkadang diabaikan. Saat ini hampir di setiap kawasan permukiman padat diperkotaan tidak terdapat lahan terbuka, karena dipenuhi oleh perumahan.

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN PADA PERUMAHAN PESONA CITAYAM

Dosen: Ir. Asep Mohammad Noor, MT.,  


Disusun Oleh:

Nama / NPM         : 1. Ahmad Lutfi A.  / 30410397
                                  2. Dimas Sudiyanto / 32410910
                                  3. Khaerul Irfan      / 39410141
Kelas                       :  3ID02                                             




JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013


BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Semakin pesatnya pertumbuhan suatu kota, yang pada umumnya diiringi dengan kebijakan pengembangan wilayah dari pemerintahan kota tersebut. salah satunya adalah pembangunan kawasan pemukiman bagi penduduk perkotaan. Ketersediaan jaringan infrastruktur yang telah ada, dukungan kondisi topografi kawasan, serta berbagai aspek pendukung lainnya, sangat mempengaruhi kebijakan penetapan peruntukan suatu kawasan sebagai kawasan pemukiman.
   Belakangan ini sering kita lihat banyaknya lahan hijau yang dibangun menjadi beberapa perumahan atau industri pabrik dan lain sebagainya. Lahan yang tentunya telah dimiliki pengembang tersebut sudah siap dikonversi jadi perumahan, baik perumahan kelas menengah atau perumahan elit. Adanya pembangunan suatu perumahan tersebut sedikit atau banyak akan memberikan pengaruh baik positif maupun negatif akan memeberikan pengaruh kepada lingkungan sekitarnya khususnya lingkungan alami dari wilayah tersebut. Keadaan tersebut selain adanya aktivitas dari warga perumahan, juga karena adanya pembuangan dari kawasan tersebut, seperti: limbah rumah tangga, pembangunan infrastruktur yang dapat merubah cagar alam, ataupun kebutuhan akan lahan untuk pengembangan kawasan perumahan.
Sebagai suatu kawasan hunian atau pemukiman, kawasan perumahan memiliki hubungan keterkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Perumahan merupakan suatu wilayah hunian yang dapat berkembang seiring dengan dinamika para penghuninya. Perumahan dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya melalui berbagai aktifitas pembangunan/pengembangan kawasan itu sendiri ataupun melalui aktifitas warganya. Perkembangan wilayah perumahan akan sangat bergantung pada daya dukung lahan dari kawasan perumahan itu sendiri yang memiliki batas-batas tertentu. Dimana bila batas itu terlampaui, dapat berakibat menurunnya daya dukung kawasan tersebut, dan dalam periode tertentu dapat berakibat pada rusaknya lingkungan tersebut. kerusakan suaut lingkungan tidak hanya berdampak pada kawasan dimana lingkungan tersebut berada, namun dapat menyebar ke daerah yang lebih luas. Harapannya dengan adanya AMDAL ini dampak lingkungan yang disebabkna oleh pembangunan perumahan maupun industri lain dapat diminimalisir sehingga dapat menjaga kelestarian alam di daerah tersebut maupun sekitarnya.

1.2         Perumusan Masalah
Perumusan masalah digunakan untuk merumuskan masalah-masalah yang ada terhadap pembangunan perumahan di daerah Citayam, adapun perumusan masalah tersebut yaitu: bagaimana dampak yang disebabkan oleh kawasan perumahan Pesona Citayam dengan kelestarian wilayah sekitarnya serta merumuskan kebijakan dan starategi penanganan perumahan Pesona Citayam dengan dampak yang ditimbulkan. Bagaimana solusi atau kebijakan dalam pengembangan atau pembangunan kawasan perumahan Pesona Citayam dan strategi penanganan perumahan Pesona Citayam dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan perumahan tersebut. Bagaimana dampak dari lingkungan perumahan Pesona Citayam yang terjadi terhadap komponen-komponen hidup.

1.3         Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dibuat guna dapat mengetahui hal-hal apa saja yang akan dicapai. Agar hasil yang diperoleh dari penulisan ini dapat tercapai sesuai tujuan penulis. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui dampak yang disebabkan oleh kawasan perumahan Pesona Citayam dengan kelestarian wilayah sekitarnya.
2.    Mengetahui solusi atau kebijakan dalam pengembangan atau pembangunan kawasan perumahan Pesona Citayam dan strategi penanganannya dengan dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kawasan perumahan tersebut.
3.    Mengetahui banyaknya komponen hidup yang terkena dampak dari berdirinya perumahan Pesona Citayam.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1         Lahan Terbuka
Lahan terbuka hijau adalah daerah terbuka dalam suatu kota yang lebih menekankan pada fungsi lansekapnya. Lahan terbuka hijau diperlukan dalam sebuah struktur tata ruang sebuah kota. Pada sebuah kota idealnya memiliki 20% lahan terbuka hijau dari luas kota tersebut. Dalam kondisi saat ini banyak lahan terbuka yang dialihfungsikan. Menurut Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Dinas Pertamanan mengklasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut :
1.    Kawasan Hijau Pertamanan Kota, berupa sebidang tanah yang sekelilingnya ditata secara teratur dan artistik, ditanami pohon pelindung, semak/perdu, tanaman penutup tanah serta memiliki fungsi relaksasi.
2.    Kawasan Hijau Hutan Kota, yaitu ruang terbuka hijau dengan fungsi utama sebagai hutan raya.
3.    Kawasan Hijau Rekreasi Kota, sebagai sarana rekreasi dalam kota yang memanfaatkan ruang terbuka hijau.
4.    Kawasan Hijau kegiatan Olahraga, tergolong ruang terbuka hijau area lapangan, yaitu lapangan, lahan datar atau pelataran yang cukup luas. Bentuk dari ruang terbuka ini yaitu lapangan olahraga, stadion, lintasan lari atau lapangan golf.
5.    Kawasan Hijau Pemakaman.
6.    Kawasan Hijau Pertanian, tergolong ruang terbuka hijau areal produktif, yaitu lahan sawah dan tegalan yang masih ada di kota yang menghasilkan padi, sayuran, palawija, tanaman hias dan buah-buahan.
7.    Kawasan Jalur Hijau, yang terdiri dari jalur hijau sepanjang jalan, taman di persimpangan jalan, taman pulau jalan dan sejenisnya.
8.    Kawasan Hijau Pekarangan, yaitu halaman rumah di kawasan perumahan, perkantoran, perdagangan dan kawasan industri.
Sementara itu, klasifikasi RTH (ruang terbuka hijau) menurut Instruksi mendagri No.14 tahun 1988, yaitu: taman kota, lapangan O.R, kawasan hutan kota, jalur hijau kota, perkuburan, pekarangan, dan RTH produktif. Bentuk RTH yang memiliki fungsi paling penting bagi perkotaan saat ini adalah kawasan hijau taman kota dan kawasan hijau lapangan olah raga. Taman kota dibutuhkan karena memiliki hampir semua fungsi RTH, sedangkan lapangan olah raga hijau memiliki fungsi sebagai sarana untuk menciptakan kesehatan masyarakat selain itu bisa difungsikan sebagian dari fungsi RTH lainnya.Ketersediaan ruang terbuka kota sangat penting dalam perencanaan kota.
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan penduduk kota, ketersediaan lahan untuk permukiman masyarakat semakin sempit, sehingga penyediaan ruang terbuka dalam suatu lingkungan terkadang diabaikan. Saat ini hampir di setiap kawasan permukiman padat diperkotaan tidak terdapat lahan terbuka, karena dipenuhi oleh perumahan.